WhatsApp telah resmi meluncurkan iklan di fitur ‘Status Updates’ dan ‘Promoted Channels’. Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam strategi monetisasi aplikasi pesan instan terpopuler di dunia.
Iklan ini pertama kali diumumkan pada bulan Juni 2025, dan saat ini beberapa pengguna Android terpilih sudah mulai melihat iklan tersebut dalam pembaruan versi beta terbaru.
Perubahan Signifikan di WhatsApp
Meta, perusahaan induk WhatsApp, memastikan bahwa iklan yang hadir tidak akan mengganggu ruang chat personal. Selain itu, WhatsApp menjadi layanan di bawah Meta yang terakhir mengadopsi pemasangan iklan, menggantikan Instagram dan Facebook yang lebih dulu menerapkan strategi serupa.
Iklan di WhatsApp dijelaskan sebagai upaya untuk membantu pebisnis dan kreator konten menjangkau audiens yang lebih luas. Melalui layanan chat terpopuler di dunia ini, diharapkan interaksi antara pengguna dan pengiklan semakin meningkat.
Menurut informasi dari WABetaInfo, beberapa pengguna Android dari program pengujian beta sudah melihat kehadiran iklan yang dilabeli sebagai unggahan sponsor. Iklan ini akan muncul saat pengguna menggulir pembaruan status dari kontak yang mereka ikuti.
Format Konten Iklan yang Diperkenalkan
WhatsApp merencanakan tiga format konten iklan yang akan diluncurkan. Format tersebut meliputi iklan di Status Updates, Promoted Channels, dan promosi pada Channel Subscription.
Iklan yang ditayangkan di antara pembaruan Status di WhatsApp mirip dengan iklan yang sudah ada di fitur Story Instagram, sehingga pengguna sudah terbiasa dengan konsep ini.
Namun, tidak semua pengguna beta dapat mengakses pembaruan ini secara bersamaan, karena peluncuran iklan dilakukan secara bertahap. Hal ini memungkinkan WhatsApp untuk mengevaluasi kinerja iklan sebelum diluncurkan kepada publik secara luas.
Privasi Pengguna dan Data
WhatsApp berkomitmen untuk menjaga privasi pengguna dengan tidak menjual atau membagikan nomor HP pengguna kepada pengiklan. Ini menjadi salah satu perhatian utama ketika memasuki era iklan di platform ini.
Walaupun demikian, WhatsApp akan memanfaatkan data non-sensitif pengguna untuk menargetkan iklan, termasuk informasi seperti negara domisili dan bahasa.