PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk telah mengumumkan rencana evaluasi menyeluruh terhadap anak dan cucu perusahaannya. Jika anak perusahaan tersebut tidak memberikan kontribusi positif, ada kemungkinan penutupan akan dilakukan.
Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, menegaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk merampingkan struktur perusahaan agar lebih efisien dan menguntungkan.
Evaluasi untuk Perampingan Perusahaan
Langkah evaluasi ini diambil sebagai bentuk tindak lanjut dari arahan yang diterima dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Dian Siswarini menekankan pentingnya untuk memeriksa kontribusi masing-masing anak perusahaan dalam lima tahun terakhir.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dilaksanakan bersama Komisi VI DPR RI, Dian menyatakan, ‘Kami sedang mengevaluasi mana anak perusahaan yang tidak memberikan value kepada kami dan akan mulai untuk di-swap.’
Melalui perampingan ini, Telkom Indonesia bertujuan untuk menciptakan struktur yang lebih lincah dan mampu memberikan keuntungan yang lebih baik di masa mendatang.
Kesempatan Gabung dengan BUMN Lain
Tidak hanya mempertimbangkan penutupan, Telkom Indonesia juga membuka peluang untuk menggabungkan anak perusahaan yang kurang menguntungkan dengan usaha dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memperluas kerjasama dengan perusahaan-perusahaan milik negara lainnya.
Dian menegaskan, ‘Anak perusahaan yang bergerak di properti, itu bisa digabung dengan perusahaan properti dari anak perusahaan (BUMN) yang lain.’
Ide untuk melakukan konsolidasi ini sejalan dengan rencana Danantara yang sedang melakukan evaluasi efisiensi di sektor BUMN secara keseluruhan.
Konsolidasi Perusahaan Asuransi
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi, Danantara merencanakan konsolidasi dari 16 perusahaan asuransi milik negara yang tergolong kecil. Ini bertujuan untuk menciptakan industri asuransi yang lebih kompetitif.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa ‘evaluasi fundamental perusahaan asuransi harus dilakukan.’ Dia menambahkan, ‘Jasa Raharja, Pertamina, BRI, dan BNI semuanya memiliki asuransi, tetapi ukuran mereka tidak cukup kompetitif.’
Dengan adanya penggabungan ini, diharapkan daya saing industri asuransi milik negara bisa meningkat.