Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan indikasi mengenai kemungkinan keterlibatan negaranya dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Iran. Pernyataan ini muncul bersamaan dengan serangan yang dilancarkan oleh Israel terhadap Iran, sekutu strategis AS di Timur Tengah.
Trump menjelaskan bahwa saat ini belum ada keputusan pasti terkait keterlibatan AS dalam konflik tersebut, yang menimbulkan spekulasi di kalangan wartawan dan pengamat politik.
Pernyataan Trump dan Ketidakpastian
Dalam pernyataannya kepada wartawan di depan Gedung Putih, Trump menyatakan, ‘Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan.’ Pernyataan tersebut menciptakan kebingungan mengenai langkah-langkah diplomatik yang akan diambil oleh AS.
Trump juga menyebutkan ada beberapa pejabat Iran yang ingin melakukan pertemuan di Washington, tetapi ia menanggapi skeptis, ‘Namun, sudah agak terlambat untuk pembicaraan semacam itu.’ Hal ini menunjukkan adanya ketegangan yang masih membara antara kedua negara.
Konflik Antara Israel dan Iran
Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas setelah serangan terbaru yang diluncurkan oleh Israel, di mana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengungkapkan bahwa tujuan serangan tersebut adalah untuk mengganggu program nuklir Iran. Iran membantah klaim tersebut, menegaskan bahwa programnya bersifat sipil.
Sebagai respons atas serangan tersebut, Iran melancarkan beberapa serangan balasan yang menyasar titik-titik strategis di Tel Aviv dan Haifa. Sejumlah pihak berkepentingan mendesak kedua negara untuk menghentikan serangan dan mencari solusi damai untuk meredakan ketegangan.
Pengerahan Militer AS di Dekat Iran
Laporan terkini menunjukkan bahwa AS telah mengirimkan berbagai armada perang ke kawasan dekat Iran, termasuk pesawat tempur modern seperti F-16, F-22, dan F-35. Dua pejabat AS menyatakan, ‘Pesawat ini ditujukan terutama untuk misi defensif,’ mengklarifikasi bahwa pengerahan ini bukan untuk menyerang.
Selain pesawat tempur, AS juga telah mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir, USS Nimitz, ke kawasan Timur Tengah sebagai bagian dari strategi militer di region yang sensitif ini. Pengerahan ini menambah ketegangan yang sudah ada antara Iran dan sekutu-sekutunya.