Serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran membawa dampak besar di level internasional, memicu reaksi dari berbagai pemimpin dunia. Presiden AS, Donald Trump, menyebut serangan ini sebagai ‘momen bersejarah’ bagi AS dan sekutunya.
Klaim serangan yang menargetkan tiga lokasi, termasuk situs bawah tanah Fordo, menyebabkan kekhawatiran akan potensi escalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
Dukungan dan Kritikan dari Pemimpin Dunia
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik klaim serangan yang dilakukan oleh Trump, dengan menyatakan, “Keputusan berani Trump akan mengubah sejarah,” serta menekankan pentingnya kekuatan dalam mencapai kedamaian.
Namun, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam serangan tersebut sebagai eskalasi berbahaya. Ia mengingatkan, “Risiko konflik ini lepas kendali semakin meningkat dengan konsekuensi yang bisa sangat menghancurkan bagi warga sipil, kawasan, dan dunia.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Iran akan mempertimbangkan semua opsi untuk merespons. Ia menyebut serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan traktat non-proliferasi nuklir.
Venezuela turut melontarkan kecaman terhadap serangan tersebut. Menteri Luar Negeri Yvan Gil mengatakan, “Venezuela menuntut penghentian segera permusuhan dan menegaskan penolakan total terhadap serangan.”
Respon Internasional Terhadap Ketegangan yang Meningkat
Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, juga menyuarakan keprihatinan mengenai dampak dari serangan ini. “Kami mengecam keras pemboman AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Ini adalah eskalasi berbahaya yang melanggar hukum internasional,” ujarnya di platform X.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Meksiko menyerukan dialog damai. Mereka menekankan, “Kami menyerukan deeskalasi dan pemulihan koeksistensi damai di kawasan Timur Tengah sebagai prioritas utama.”
Australia mengekspresikan perhatian mengenai program nuklir Iran, menggarisbawahi pentingnya diplomasi. Juru bicara pemerintah Australia menegaskan bahwa saatnya untuk dialog di tengah meningkatnya ketegangan.
Situasi Warga Negara Indonesia di Iran
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan bahwa mereka masih memantau situasi pasca-serangan. Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa 97 WNI telah dievakuasi dari Iran setelah insiden tersebut.
“Kita terus asesmen situasi pasca-serangan AS ke Iran,” jelas Judha dalam pernyataan singkat, menambahkan bahwa WNI kini berada di Azerbaijan dalam kondisi aman.
Selain itu, negara-negara lain seperti Korea Selatan bersiap untuk membahas insiden ini dalam pertemuan darurat. Hal ini menunjukkan banyaknya kekhawatiran akan dampak dari serangan yang dilancarkan oleh AS.