Israel kini menghadapi ancaman serius dengan serangan rudal dari Iran yang menyasar berbagai wilayah di negeri tersebut. Sejumlah peluru kendali dilaporkan telah mengenai sasaran di Haifa, Beersheba, hingga Yerusalem.
Serangan ini telah menyebabkan kepanikan di kalangan warga, dengan laporan dua orang terluka akibat dampak ledakan yang terjadi di beberapa lokasi.
Dampak Serangan Rudal
Media lokal di Israel menginformasikan bahwa setidaknya 39 rudal Iran berhasil diidentifikasi meluncur menuju negeri tersebut. Laporan menyebutkan bahwa ledakan terdengar di Yerusalem dan Tel Aviv, diikuti oleh upaya militer Israel untuk mencegat rudal-rudal tersebut.
Saluran berita Israel, Haaretz, mencatat terdapat dua korban yang terkena dampak serangan di kawasan utara, dengan satu di antaranya mengalami luka parah. Tim medis juga dilaporkan sedang dalam perjalanan untuk memberikan bantuan kepada para korban.
Reaksi Militer dan Warga
Militer Israel melalui platform X mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan tindakan defensif dengan mencegat rudal yang ditembakkan oleh Iran. Pihak berwenang mengingatkan warga untuk segera bergerak menuju tempat yang lebih aman, di tengah kehadiran sirene peringatan yang bergema di seluruh wilayah.
Ketegangan telah meningkat di masyarakat Israel, mengingat serangan ini merupakan yang terbaru dalam rangkaian konflik yang berkepanjangan antara Iran dan Israel.
Dinamika Politik Global Terkait Konflik
Luciano Zaccara, profesor politik Teluk di Universitas Qatar, memberikan analisis tentang situasi ini dengan menyatakan bahwa pertemuan pejabat Eropa dengan Menteri Luar Negeri Iran memiliki keterbatasan dalam langkah diplomasi saat ini. Dalam wawancara dengan Al Jazeera, ia menegaskan bahwa berakhirnya mekanisme ‘snapback’ yang dijadwalkan pada Oktober akan menghambat sanksi PBB terhadap Iran, memberikan sedikit waktu bagi negara-negara Eropa untuk mengambil langkah.
Zaccara menambahkan bahwa dialog antara Iran dan Amerika Serikat menjadi semakin kompleks, terutama karena kesulitan untuk melanjutkan pembicaraan di tengah tekanan yang ada. Ia menekankan perlunya pemilihan waktu yang tepat bagi pembicaraan di masa mendatang, terutama dengan situasi politik yang tidak menentu di kawasan tersebut.