Putra mahkota Iran yang terguling, Reza Pahlavi, kembali menyerukan perlawanan terhadap rezim Ayatollah Ali Khamenei dengan menyatakan kesiapan memimpin Iran dalam masa transisi.
Pahlavi menekankan bahwa kekuasaan Khamenei melemah akibat serangan udara Israel dan meminta dukungan nyata untuk rakyat Iran.
Situasi Terkini di Iran
Dalam wawancara eksklusif dengan AFP di Paris, Pahlavi menggambarkan situasi saat ini sebagai momen ‘Tembok Berlin’, yang mengacu pada runtuhnya rezim otoriter di Eropa Timur.
Dia melihat ini sebagai kesempatan bagi dunia untuk mendukung perubahan di Iran, menyoroti kerentanan rezim saat ini.
Serangan udara yang diluncurkan Israel dalam 10 hari terakhir menghancurkan fasilitas strategis Iran, yang dapat mengubah peta kekuatan politik di negara tersebut.
Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, saat ini dalam posisi yang tidak jelas, dengan kabar bahwa ia kemungkinan bersembunyi di sebuah bunker bawah tanah.
Menghubungkan Oposisi
Pahlavi mengklaim bahwa anggota militer dan intelijen Iran telah mulai berkomunikasi dengan oposisi, menunjukkan keinginan untuk bergabung melawan rezim saat ini.
Ia menyatakan bahwa saluran komunikasi resmi telah dibentuk untuk menampung permintaan dari anggota militer dan kepolisian yang ingin memutuskan hubungan dengan rezim.
Hal ini menandakan adanya perubahan signifikan dan dinamika di dalam tubuh pemerintahan Iran.
Pahlavi menegaskan bahwa ia tidak memiliki ambisi untuk mengembalikan monarki, melainkan siap memimpin transisi nasional yang melibatkan partisipasi rakyat.
Tanggapan Internasional
Meskipun kunjungannya ke Paris tidak melibatkan pertemuan resmi, Pahlavi menjalin komunikasi dengan berbagai negara asing.
Dia mengungkapkan bahwa timnya telah membangun kontak di berbagai tingkatan dengan pihak-pihak di Eropa dan Amerika untuk mendukung suara rakyat Iran.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, sebelumnya memperingatkan bahwa intervensi militer untuk menggulingkan rezim Iran bisa menyebabkan kekacauan lebih lanjut.
Namun, Pahlavi berpendapat bahwa sudah saatnya komunitas internasional mendengarkan aspirasi rakyat Iran dan bukan berunding dengan mereka yang telah menindas selama bertahun-tahun.