Presiden Prabowo Subianto memberikan respon tegas terhadap kritik mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat berbicara di Kongres Partai Solidaritas Indonesia. Ia menolak narasi negatif dan mengklaim pencapaian positif dalam beberapa indikator ekonomi.
Dalam pidatonya, Prabowo mengungkap penurunan angka pengangguran dan keberhasilan pemerintah dalam mencapai target investasi menjelang akhir tahun, meskipun statistik resmi mencatat peningkatan dalam jumlah pengangguran.
Pernyataan Prabowo di Kongres PSI
Pada Minggu (21/7/2025), dalam penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia, Prabowo menanggapi kritik mengenai keadaan ekonomi. Ia berpendapat bahwa ada upaya untuk menciptakan citra negatif yang tidak berdasar terhadap ekonomi nasional.
Prabowo menegaskan, “Usaha untuk membuat seolah-olah Indonesia dalam keadaan susah, Indonesia dalam keadaan gelap. Indonesia ekonomi gagal. Itu saudara-saudara, itu adalah upaya menurunkan semangat kita dan itu tidak benar.”
Dia mengungkapkan optimismenya mengenai pencapaian target ekonomi, termasuk realisasi investasi yang telah sesuai dengan rencana hingga pertengahan tahun 2025. Laporan dari Menteri Investasi dan Hilirisasi menyatakan target investasi telah tercapai empat bulan sebelum tahun berakhir.
Statistik Pengangguran dan Kemiskinan
Prabowo menyampaikan bahwa Kepala BPS melaporkan penurunan angka pengangguran di tanah air. Ia menyatakan, “Kepala BPS lapor ke saya, angka pengangguran menurun. Angka kemiskinan absolut menurun. Ini BPS. Saudara-saudara.”
Namun, laporan resmi dari BPS menunjukkan adanya peningkatan angka pengangguran. Pada Februari 2025, sebanyak 7,28 juta orang tercatat menganggur, meningkat 83.450 orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, “Sebanyak 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja pada Februari 2025 merupakan pengangguran.” Hal ini menjadi sorotan di tengah klaim pemerintah yang menegaskan penurunan.
Pengelolaan Investasi dan Prospek Ke Depan
Prabowo juga membahas pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara yang kini mengelola aset senilai sekitar 1.000 miliar dollar AS. Pengelolaan aset tersebut diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Indonesia.
BPS juga mencatat peningkatan total angkatan kerja di mana kenaikan ini didorong oleh lulusan baru dan ibu rumah tangga yang kembali memasuki pasar kerja. Meskipun sektor ketenagakerjaan menghadapi tantangan, pemerintah tetap optimis akan pertumbuhan di masa depan.