Kehidupan seringkali membawa kita pada dua ketakutan mendasar: takut gagal dan takut tidak diperhatikan. Kedua rasa takut ini dapat memengaruhi keputusan dan hubungan kita secara signifikan.
Takut Gagal: Ketika Kesuksesan Jadi Beban
Ketakutan akan kegagalan merupakan salah satu ketakutan terbesar yang dialami banyak orang. Banyak yang menganggap kegagalan sebagai pencerminan diri sehingga menjadi enggan untuk mencoba hal-hal baru.
Masyarakat seringkali menstigmatisasi kegagalan sebagai sesuatu yang memalukan, sehingga kita cenderung menghindari usaha yang berisiko. Namun, para ahli berpendapat bahwa kegagalan sejatinya dapat menjadi sumber pembelajaran yang berharga, memungkinkan kita untuk tumbuh di masa depan.
Takut Tidak Dicari: Kebutuhan Akan Pengakuan
Ketakutan untuk tidak diperhatikan atau diabaikan merupakan ketakutan yang kian mengkhawatirkan, terutama di era media sosial saat ini. Banyak orang merasa perlu diakui oleh orang lain, dan ketika tidak mendapat perhatian, rasa kesepian serta ketidakadilan dapat muncul.
Menurut beberapa penelitian, pengakuan sosial memiliki dampak positif terhadap kepercayaan diri, tetapi terlalu fokus pada pengakuan dari pihak lain dapat mengganggu kesehatan mental individu.
Mengatasi Ketakutan Gagal dan Tidak Dicari
Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk menghadapi dua ketakutan ini. Salah satunya adalah dengan memberikan diri izin untuk gagal dan menyadari bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai harapan.
Membangun jaringan sosial yang saling mendukung adalah langkah lain yang dapat membantu mengurangi rasa takut tidak dicari. Teman atau kolega yang memahami dan mendukung akan memperkuat kepercayaan diri.