Pemimpin Israel dan Suriah telah mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat. Kesepakatan ini muncul setelah serangkaian serangan yang menewaskan lebih dari 500 orang dalam beberapa waktu terakhir.
Duta Besar AS untuk Turki, Tom Barrack, mengonfirmasi kesepakatan ini melalui akun media sosialnya, menyebutkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa sepakat dengan proposal yang telah diajukan.
Kesepakatan Gencatan Senjata
Tom Barrack mengungkapkan bahwa kesepakatan gencatan senjata ini didukung oleh negara-negara tetangga, termasuk Turki dan Yordania. “TEROBOSAN – PM Israel Netanyahu dan Presiden Suriah atas dukungan AS telah menyetujui gencatan senjata yang didukung Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga,” demikian cuit Barrack pada Jumat, 18 Juli.
Duta Besar AS tersebut juga menghimbau kepada semua pihak yang terlibat di Suriah untuk menghentikan pertikaian. “Kami menyerukan kepada kaum Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata mereka dan bersama dengan minoritas lainnya membangun identitas Suriah yang baru dan bersatu dalam perdamaian dan kemakmuran dengan negara-negara tetangganya,” tambahnya.
Kondisi Terkini di Suriah
Di balik pengumuman gencatan senjata, situasi di Suriah masih memprihatinkan. Pertempuran terus terjadi di wilayah Sweida, Suriah selatan, di mana beberapa bentrokan melibatkan faksi Druze dan Badui, menyebabkan sedikitnya 510 orang tewas.
Kondisi ini diperparah oleh intervensi Israel yang melancarkan serangan dengan dalih melindungi sekutunya, suku Druze. Pasukan Israel juga mengklaim telah menyerang daerah dekat istana kepresidenan Suriah di Damaskus untuk menghancurkan markas tentara Suriah.
Reaksi Internasional dan Pengumuman AS
Pengumuman gencatan senjata ini muncul setelah serangkaian serangan mematikan yang menambah kekhawatiran di tingkat internasional. Amerika Serikat menegaskan bahwa kesepakatan ini mencakup mundurnya pasukan pemerintah Suriah dari Sweida, meskipun mereka tidak mendukung serangan yang dilakukan oleh Israel.
Situasi di Suriah mencerminkan kompleksitas konflik yang berkepanjangan. Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa, meskipun Israel adalah sekutu yang sangat bergantung pada dukungan diplomatik dan militer, mereka tidak mendukung langkah agresif yang diambil oleh negara tersebut.