Kematian diplomat Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan, mengguncang banyak pihak, terlebih setelah temuan rekaman CCTV menunjukkan aktivitas mencurigakan sebelum peristiwa tragis tersebut. Penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya kini merambah ke detail-detail penting yang dapat menjelaskan kematiannya.
Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, mengungkapkan bahwa penyidik telah menemukan barang bukti yang menjadi kunci dalam kasus ini, termasuk rekaman video dan benda lain yang terkait. Berbagai spekulasi beredar di tengah masyarakat seiring dengan terungkapnya lebih banyak informasi tentang penyebab kematian pria berusia 39 tahun tersebut.
Rekaman CCTV dan Temuan Pertama
Rekaman video dari CCTV menunjukkan diplomat Arya Daru masuk ke kamar kos pada pukul 23.23 WIB dan keluar kembali dalam waktu satu menit sambil membawa kantong hitam. Pada saat keluar, Arya tidak lagi membawa kantong tersebut, yang menjadi fokus perhatian penyidik.
Anam mengungkapkan, ‘Kami ditunjukkan isinya apa saja, bagaimana mereka proses membukanya, bagaimana prosedur memperlakukan, karena itu bagian dari barang, barang bukti.’ Ini menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan telah diambil penyidik untuk memahami situasi saat Arya ditemukan tewas.
Hasil Penyelidikan dan Barang Bukti
Kepolisian menginformasikan bahwa terdapat barang bukti lain yang relevan, seperti lakban berwarna kuning yang menutupi wajah korban. Anam menegaskan bahwa, ‘Posisi lakbannya kayak apa, terus alat-alat yang lain atau barang-barang yang lain yang terkait peristiwa itu jauh lebih lengkap,’ mencerminkan komprehensifnya upaya penyidik dalam memahami kasus ini.
Proses penyelidikan tidak hanya terbatas di kamar kos Arya, tetapi juga melibatkan berbagai lokasi. Anam menjelaskan bahwa, ‘Kami mendapat penjelasan yang utuh. Utuh itu artinya tempatnya jelas, jejak digitalnya juga jelas, kesaksian orang juga jelas.’
Kondisi Korban dan Penyebab Kematian
Diplomat berusia 39 tahun tersebut ditemukan tewas di kosan Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, dengan wajah terlilit lakban. Pemeriksaan awal menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jasadnya dan barang-barangnya terlihat utuh.
Polisi kini masih menunggu hasil autopsi untuk menentukan penyebab pasti kematian Arya, termasuk pemeriksaan histopatologi serta toksiologi. Istri korban mengungkapkan bahwa Arya memiliki riwayat penyakit GERD dan kolesterol, tetapi hasil autopsi sangat diperlukan untuk mengonfirmasi penyebab kematiannya.