Kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan membuat banyak orang merasakan kelelahan mental yang signifikan. Gaya hidup ‘low stimuli’ mulai diperkenalkan sebagai alternatif untuk menenangkan pikiran dan mengembalikan fokus.
Konsep ini berfokus pada pengurangan rangsangan yang tidak perlu dalam lingkungan sekitar, dengan tujuan membantu otak beristirahat dan meningkatkan produktivitas individu.
Apa Itu Gaya Hidup ‘Low Stimuli’?
Gaya hidup ‘low stimuli’ adalah pendekatan yang menekankan pada minimalisasi rangsangan dari lingkungan. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap kehidupan yang sarat dengan suara bising, cahaya terang, dan informasi yang melimpah dari berbagai media.
Dengan mengurangi paparan terhadap rangsangan eksternal, individu diharapkan mampu lebih fokus dan tenang. Ini dapat dilakukan dengan cara mengatur suasana lingkungan dengan mengurangi kebisingan dan memilih pencahayaan yang lembut.
Secara praktis, gaya hidup ini mendorong individu untuk mengambil jeda dari gadget dan dunia digital yang terus menerus aktif. Dengan cara ini, otak dapat beristirahat sejenak dan memulihkan diri dari kelelahan mental.
Manfaat Gaya Hidup ‘Low Stimuli’
Salah satu manfaat utama dari gaya hidup ‘low stimuli’ adalah kemampuannya dalam mengurangi tingkat stres. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengurangi paparan rangsangan dapat menurunkan hormon kortisol, yang merupakan indikator utama stres.
Selain itu, gaya hidup ini juga berpotensi meningkatkan kreativitas. Ketika otak tidak lagi dibebani oleh berbagai rangsangan, peluang untuk berpikir secara kreatif dan menghasilkan ide-ide baru akan semakin meningkat.
Gaya hidup ‘low stimuli’ juga dapat meningkatkan kualitas tidur. Tanpa gangguan cahaya dan suara yang mengganggu, tubuh memiliki kesempatan untuk mendapatkan waktu istirahat yang lebih baik dan berkualitas.
Cara Menerapkan Gaya Hidup ‘Low Stimuli’
Ada beberapa cara sederhana untuk memulai gaya hidup ‘low stimuli’. Pertama, cobalah untuk menciptakan ruang pribadi yang tenang dengan menggunakan pencahayaan redup dan menghindari gangguan suara dari luar.
Kedua, alokasikan waktu tanpa gadget setiap hari. Aktivitas santai seperti membaca buku atau berjalan di taman dapat menjadi alternatif yang menyegarkan.
Ketiga, saat menjalani aktivitas sehari-hari, penting untuk lebih selektif dengan informasi yang dikonsumsi. Pembatasan waktu menonton berita atau penggunaan media sosial dapat memberikan ruang bagi pikiran untuk bernapas.