Fenomena scrolling media sosial tanpa henti seakan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, apa yang sebenarnya mendorong kita untuk terus melakukannya tanpa tujuan yang jelas?
Mengapa Kita Terjebak dalam Scrolling?
Scrolling tanpa henti sering kali dimulai dari rasa bosan atau keinginan untuk terhibur. Media sosial dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian kita dengan konten yang menarik dan relevan.
Selama kita terus menggulir layar, dopamin—hormon yang berkaitan dengan rasa bahagia—akan semakin meningkat. Ini menciptakan efek ‘high’ sementara, yang membuat kita sulit untuk berhenti.
Selain itu, banyak dari kita yang mencari koneksi atau pengakuan melalui interaksi di media sosial. Ketika punya banyak follower atau likes, kita merasa diakui dan lebih percaya diri.
Apakah Ini Pelarian dari Diri Sendiri?
Banyak ahli psikologi berpendapat bahwa scrolling yang berlebihan bisa jadi tanda kita sedang menghindar dari masalah yang lebih mendalam. Ketika kita terlalu fokus pada dunia maya, kita cenderung mengesampingkan masalah nyata yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Perasaan cemas, kesepian, atau bahkan depresi sering kali muncul saat kita merasa sulit untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Scrolling jadi cara sederhana untuk ‘kabur’ dari kenyataan tersebut.
Faktanya, ini juga berpotensi memicu lebih banyak masalah. Selain membuat kita semakin terasing, kecanduan media sosial bisa merusak kemampuan berinteraksi sosial secara langsung.
Solusi untuk Mengatasi Kebiasaan Ini
Salah satu cara untuk mengurangi kebiasaan scrolling adalah dengan menetapkan batasan waktu saat menggunakan media sosial. Misalnya, kita bisa mulai dengan menentukan waktu sehari untuk berselancar di internet.
Mengalihkan perhatian dengan hobi lain juga bisa menjadi solusi. Membaca buku, berolahraga, atau bahkan berbicara dengan teman secara langsung bisa membantu kita terhubung kembali dengan diri sendiri.
Mencari dukungan dari teman atau ahli juga penting. Jika merasa terlalu terjebak dalam dunia maya, jangan ragu untuk berbagi perasaan tersebut dengan orang terdekat.