Istilah kidulting kini semakin mewarnai tren beli mainan, khususnya di kalangan generasi Z dan milenial. Dengan angka usia di atas 20 tahun, mereka tampak menikmati kembali kesenangan yang sempat ditinggalkan di masa lalu.
Definisi dan Sejarah Kidulting
Konsep kidult menggabungkan unsur ‘kid’ dan ‘adulting’, menggambarkan individu dewasa yang menjelajahi kembali dunia permainan anak-anak. Istilah ini populer sejak tahun 1980-an, mengacu pada perilaku orang dewasa yang masih menyimpan sifat kekanak-kanakan.
Walaupun terlihat sebagai tren baru, kidulting telah ada selama beberapa dekade. Fenomena ini kini mendapat perhatian lebih, terutama akibat meningkatnya minat orang dewasa terhadap barang-barang yang membangkitkan kenangan masa kecil.
Peran Merek Besar dalam Tren Kidulting
Banyak merek besar, seperti LEGO, Mattel, dan Pokemon, berhasil memanfaatkan fenomena kidulting dengan menghadirkan produk-produk yang menarik bagi konsumen dewasa. Barang-barang tersebut seringkali mengaitkan pengalaman masa kecil, menciptakan daya tarik tersendiri bagi pembeli yang dirundung rasa rindu.
Tren ini dikarenakan semakin banyaknya orang dewasa yang mencari mainan dan barang nostalgia dari masa lalu. Hal ini menggambarkan perubahan dalam perilaku konsumen yang lebih memilih koleksi barang yang memberikan kebahagiaan dan kenangan positif.
Dampak Pandemi terhadap Tren Kidulting
Pandemi COVID-19 turut menjadi faktor yang mempercepat kebangkitan kidulting di kalangan orang dewasa. Pembatasan sosial mendorong banyak individu untuk kembali pada hobi dan aktivitas yang mereka nikmati saat kecil, seperti mengerjakan puzzle atau bermain video game.
Minat terhadap barang-barang nostalgia meningkat pesat karena orang dewasa mulai mengeksplorasi kembali kesenangan yang mungkin sempat terlupakan. Hal ini membuat kidulting berkembang menjadi gaya hidup yang terus berlanjut di kalangan generasi muda, bukan sekadar tren sesaat.