Baoxia Liu, seorang warga negara China, kini menjadi buronan FBI dengan imbalan hingga Rp245 miliar bagi siapa saja yang memiliki informasi tentang keberadaannya.
Liu dituduh sebagai pemasok komponen elektronik yang digunakan untuk senjata di Iran, di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel.
Profil Baoxia Liu
Baoxia Liu lahir pada 10 September 1981 di Weifang, Shandong, China. Saat ini, ia berusia 44 tahun dan dikenal dengan nama samaran Emily Liu dan Baojuan Liu.
Liu memiliki ciri fisik dengan rambut hitam dan mata coklat, serta menguasai tiga bahasa: Mandarin, Kanton, dan Farsi. Ia kini termasuk dalam daftar buronan FBI setelah beberapa tahun merencanakan tindakan pengadaan ilegal.
Tuduhan dan Kasus Hukum
Liu terlibat dalam pengadaan dan penyelundupan komponen elektronik ke Iran yang dapat digunakan untuk membuat senjata. Ini termasuk keterlibatan dalam mendukung Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melalui mekanisme yang melanggar sanksi AS.
Bersama tiga warga China lainnya, Liu diduga memanfaatkan perusahaan-perusahaan di China untuk mengirimkan komponen tersebut ke IRGC, yang digunakan untuk produksi sistem rudal dan teknologi militer lainnya.
Tindakan ini telah terdaftar sebagai pelanggaran hukum serius, sehingga pada 30 Januari 2024, Departemen Kehakiman AS mengeluarkan tuntutan pidana terhadap Liu dan rekan-rekannya.
Dampak Global dan Tindak Lanjut
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat, di mana pada 18 Juni 2025, Iran mengancam untuk menyerang pangkalan militer AS sebagai balasan atas dukungan terhadap Israel. Ini menunjukkan bahwa peran Liu dalam penyediaan senjata dapat berkontribusi pada konflik yang lebih luas.
Dengan imbalan sebesar 15 juta dolar AS, FBI mengharapkan langkah cepat untuk menangkap Liu dan lainnya, demi menegakkan hukum serta menghentikan penyebaran senjata yang mengancam keamanan global.