Kementerian Kesehatan Republik Indonesia baru-baru ini melaporkan adanya kasus penyakit hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) yang berasal dari tikus. Pengetahuan mengenai berbagai hewan yang dapat menularkan penyakit ini penting untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Dalam konteks ini, beberapa hewan lainnya memiliki potensi untuk menyebarkan infeksi serius, termasuk kelelawar, babi, unggas, sapi, dan anjing. Memahami risiko dari masing-masing hewan tersebut dapat membantu masyarakat dalam mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Kelelawar dan Penyakit Berbahaya
Kelelawar dikenal sebagai pembawa berbagai virus berbahaya bagi manusia. Virus-virus seperti ebola, coronavirus, dan rabies adalah contoh infeksi yang dapat berpindah dari kelelawar ke manusia.
Virus nipah menjadi salah satu virus menonjol yang ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh kelelawar yang terinfeksi. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pengetahuan tentang kelelawar ini penting untuk pencegahan yang lebih baik.
Babi: Sumber Flu Babi dan Penyakit Lainnya
Babi dapat menularkan beberapa penyakit, termasuk leptospirosis dan flu babi. Virus H1N1, yang menyebabkan flu babi, dapat menular melalui droplet atau kontak dekat antar individu.
Gejala dari infeksi ini mirip dengan flu biasa, seperti demam dan batuk, dengan masa inkubasi 1-4 hari setelah terpapar. Oleh karena itu, konsumsi daging babi yang tidak matang sebaiknya dihindari untuk mengurangi risiko penularan.
Penyakit dari Unggas
Unggas, seperti ayam dan bebek, juga menjadi sumber penyakit menular bagi manusia. Flu burung, terutama subtipe H5N1 dan H7N9, dapat menyebabkan gejala parah seperti sesak napas dan demam.
Infeksi dari unggas bisa terjadi melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi atau melalui konsumsi daging unggas yang tidak diproses dengan baik. Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk menjaga praktik kebersihan saat mengolah unggas.
Sapi dan Penyakit Antraks
Sapi merupakan hewan ternak yang dapat menyebarkan penyakit seperti antraks dan leptospirosis kepada manusia. Antraks, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, dapat mengakibatkan gejala yang serius seperti benjolan hitam dan gangguan pencernaan.
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit sapi yang terinfeksi atau mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, penanganan yang higienis sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Anjing dan Risiko Rabies
Anjing, sebagai hewan peliharaan, mempunyai potensi untuk menularkan beberapa penyakit, terutama rabies. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat berakibat fatal, dengan gejala awal seperti demam dan kesemutan yang dapat berkembang menjadi lebih serius.
Rabies umumnya menular melalui gigitan atau cakaran anjing terinfeksi. Oleh karena itu, menjaga kesehatan hewan peliharaan dan melaksanakan vaksinasi secara rutin merupakan langkah penting untuk mencegah penularan.