Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, menjadi sorotan setelah muncul dugaan dirinya mengidap penyakit langka, Steven Johnson Syndrome, yang ditandai dengan perubahan signifikan pada wajahnya.
Namun, ajudan Jokowi dengan cepat memberikan klarifikasi bahwa mantan presiden tersebut dalam kondisi sehat dan sedang mengalami pemulihan dari alergi kulit biasa.
Dugaan Penyakit Langka
Isu mengenai kemungkinan Jokowi mengidap Steven Johnson Syndrome pertama kali dilaporkan di media sosial, menyusul perhatian netizen terhadap tampilan wajahnya yang terlihat berbeda.
Wajah Jokowi dilaporkan mengalami ruam kecoklatan dan sedikit bengkak di area mata, yang memicu spekulasi tentang penyakit serius setelah kunjungannya ke Vatikan.
Penyakit Steven Johnson Syndrome
Sindrom Stevens-Johnson merupakan kondisi medis parah yang ditandai dengan munculnya ruam, lepuhan, serta pengelupasan kulit yang bisa melibatkan area sensitif dan berpotensi mengancam jiwa.
Kondisi ini biasanya diakibatkan oleh reaksi alergi dan jika tidak ditangani, dapat berujung pada komplikasi serius yang membutuhkan perawatan segera.
Klarifikasi dari Ajudan
Menanggapi isu tersebut, Kompol Syarif Fitriansyah, ajudan Jokowi, memastikan bahwa mantan presiden tidak mengidap Steven Johnson Syndrome melainkan mengalami alergi kulit yang biasa.
Syarif menjelaskan bahwa alergi tersebut baru muncul setelah Jokowi kembali dari Vatikan, berpotensi disebabkan oleh perubahan cuaca di lokasi tersebut.
“Mungkin karena cuaca di Vatikan, lalu setelah kembali ke Indonesia, baru muncul alerginya,” jelas Syarif.
Ia juga menegaskan bahwa berita tentang adanya penyakit langka pada Jokowi adalah hoaks, dan mantan presiden tidak mengalami panas atau gatal, serta alergi ini bukanlah penyakit menular atau autoimun.