Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Iran kembali memicu ketegangan di panggung internasional, terutama sejak dimulainya serangan terbaru pada 13 Juni 2025. Serangan yang dikenal sebagai Operation Rising Lion dari pihak Israel direspons oleh Iran dengan Operation True Promise III, menimbulkan jumlah korban jiwa yang mencolok.
Hingga 17 Juni 2025, serangan Israel dilaporkan telah menewaskan sekitar 224 orang di Iran, dengan sekitar 90 persen di antaranya adalah warga sipil. Sementara itu, serangan balasan Iran hanya mengakibatkan 18 korban jiwa di Israel, yang mengundang pertanyaan mengenai disparitas signifikan dalam jumlah korban.
Karakteristik Serangan Israel
Dalam Operasi Rising Lion, Israel menggabungkan teknologi canggih dan intelijen untuk melancarkan serangan yang presisi terhadap Iran. Dengan lebih dari 200 pesawat tempur, Israel berhasil menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target kritis di seluruh Iran.
Penargetan yang dianggap sangat akurat ini berhasil merusak fasilitas-fasilitas penting seperti markas Garda Revolusi Iran dan lokasi para ilmuwan. Beberapa tokoh militer Iran juga dilaporkan tewas, yang menunjukkan dampak besar dari operasi militer ini.
Strategi Israel yang menggunakan pengelabuan radar dan penyamaran turut membantu melemahkan sistem pertahanan udara Iran. Serangan ini menyebabkan kerusakan signifikan di daerah perkotaan yang padat penduduk.
Karakteristik Serangan Iran
Sebagai tanggapan atas serangan Israel, Iran meluncurkan operasi bernama True Promise III dengan menggunakan sekitar 150 rudal balistik dan 100 drone. Target utama serangan ini adalah instalasi militer dan infrastruktur intelijen di Israel, meskipun beberapa menyerang daerah pemukiman sipil.
Israel, menggunakan sistem pertahanan canggih seperti Iron Dome dan David’s Sling, berhasil mencegat sebagian besar serangan dari Iran. Dari sekitar 270 rudal yang diluncurkan, hanya 22 yang berhasil menembus pertahanan Israel dan menyebabkan kerusakan.
Serangan Iran, meskipun tidak menunjukkan dampak fisik yang signifikan, menunjukkan tekad kuat Iran untuk merespons terhadap serangan yang mereka terima.
Mengapa Korban di Iran Jauh Lebih Banyak?
Faktor utama yang menjelaskan disparitas jumlah korban adalah perbedaan dalam teknologi pertahanan udara. Israel memiliki sistem yang sangat efektif dalam mencegat serangan, sedangkan Iran tidak memiliki kapasitas yang setara.
Dari segi skala, Israel melancarkan serangan besar dalam waktu singkat yang menargetkan lokasi-lokasi strategis di area padat penduduk. Ini menyebabkan kerusakan masif dan meningkatkan risiko bagi warga sipil.
Banyak lokasi target di Iran berada di daerah perkotaan yang padat penduduk, sehingga serangan tersebut menyebabkan banyak korban sipil. Infrastruktur perlindungan sipil yang dimiliki Iran juga tidak memadai dibandingkan dengan Israel, mengurangi peluang bagi warga untuk melindungi diri dari serangan.