Seorang dokter Palestina mengalami tragedi menyedihkan setelah kehilangan sembilan dari sepuluh anaknya dalam sebuah serangan udara Israel.
Serangan yang Menghancurkan
Dr. Hamdi Al-Najjar, seorang dokter di Gaza, kini terbaring di Nasser Hospital setelah kehilangan sembilan dari sepuluh anaknya dalam serangan udara Israel. Peristiwa tragis ini terjadi pada 24 Mei 2025, saat serangan menghantam rumah mereka di Khan Younis.
Saat serangan itu terjadi, Hamdi berada di rumah bersama seluruh anaknya. Akibat serangan tersebut, sembilan anaknya yang berusia antara 1 hingga 12 tahun tewas, sementara hanya satu anaknya yang selamat meski dalam kondisi parah.
Dokter Abdul Aziz Al-Farra, seorang ahli bedah yang merawat Hamdi, menjelaskan bahwa Hamdi telah menjalani dua operasi untuk menghentikan pendarahan di abdomen dan dadanya. Dia juga mengalami cedera di kepala serta bagian tubuh lainnya.
Duka yang Tak Terbayangkan
Istri Hamdi, Alaa, juga seorang dokter, mengalami tragedi serupa. Saat serangan terjadi, dia sedang bertugas di rumah sakit yang sama di mana suaminya dirawat. Ketika pulang, dia menemukan rumahnya hancur dan anak-anaknya tidak selamat.
Tahani Yahya Al-Najjar, saudara ipar Alaa, merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung Alaa. Kehilangan anak-anak mereka di tengah konflik yang berkepanjangan begitu menyakitkan.
Saudara Hamdi, Ali Al-Najjar, menceritakan bagaimana dia segera bergegas menuju rumah saudaranya setelah mendengar serangan itu. Dia mengingat betapa sulitnya melihat rumah saudara yang hampir hancur dan harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan.
Kami mulai mengangkat tubuh mereka yang hangus akibat kebakaran, itu adalah momen yang sangat menyedihkan.
Dinamika Konflik yang Berlanjut
Militer Israel mengonfirmasi serangan di Khan Younis dan mengklaim bahwa targetnya adalah individu yang dicurigai bersembunyi di gedung tersebut. Mereka mengatakan sedang menyelidiki kematian ‘warga sipil yang tidak terlibat’ dan mengklaim sudah mengevakuasi warga sebelum operasi dilakukan.
Dalam pernyataan tersebut, militer menyebut Khan Younis sebagai ‘zona perang yang berbahaya’. Konflik yang berlangsung lebih dari 20 bulan terakhir telah membuat hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta jiwa terusir.
Konflik dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada Oktober 2023 dengan mengakibatkan sekitar 1.200 kematian, mayoritas merupakan warga sipil, serta 251 orang diculik. Tanggapan militer Israel pun enggak kalah mengerikan, yang menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 53.000 penduduk Palestina, di mana lebih dari 16.500 di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun.