Proyek perpanjangan MRT Jakarta menuju Serpong telah resmi memasuki tahap studi kelayakan, sebuah langkah signifikan bagi penglaju dari Tangerang Selatan ke Jakarta.
PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama PT Bumi Serpong Damai Tbk telah menandatangani nota kesepahaman untuk memulai pengembangan rute baru MRT yang diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat.
Langkah Awal Studi Kelayakan
Proyek ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara MRT Jakarta dan Sinar Mas Land. Direktur Utama MRT Jakarta, Tuhiyat, menjelaskan bahwa kajian ini akan mencakup penentuan trase, skema kelembagaan, serta pembiayaan yang akan digunakan.
“Ini adalah kajian awal antara kami, MRT Jakarta, B2B dengan PT Bumi Serpong Damai, dalam hal ini Sinarmas Land,” kata Tuhiyat dalam konferensi pers di Stasiun MRT Lebak Bulus.
Ia menekankan pentingnya mengetahui trase yang lebih efektif dari segi ekonomi dan daya tarik bagi penumpang. Mengenai sumber pembiayaan, Tuhiyat juga menjelaskan bahwa proyek kali ini aktif mencari dukungan dari pihak swasta.
Antusiasme Sinar Mas Land
Deputy Group CEO Strategic Development and Assets Sinar Mas Land, Herry Hendarta, menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini.
“Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan MRT Jakarta dalam studi pengembangan ini, karena dengan meningkatnya populasi dan aktivitas ekonomi di Serpong, kehadiran MRT akan menjadi game changer dalam meningkatkan aksesibilitas,” ungkapnya.
Herry memperkirakan kehadiran MRT dapat menyerap sekitar 25% dari estimasi 100.000 pengguna harian layanan MRT di kawasan BSD City.
Ia menambahkan bahwa proyek ini akan memperkaya pilihan moda transportasi yang nyaman bagi masyarakat.
Proses dan Harapan Ke Depan
Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud, menjelaskan bahwa rincian lebih lanjut seperti nilai proyek dan jumlah stasiun baru akan ditentukan setelah studi kelayakan selesai.
“Kalau biaya, jadwal, dan sebagainya, itu akan menjadi keluaran dari studi ini,” jelasnya.
Farchad juga menyampaikan bahwa project delivery team telah dibentuk untuk segera memulai pelaksanaan studi.
“Intinya, kunci dari semua ini adalah kelayakan,” ujarnya, menambahkan bahwa peran pemerintah akan diupayakan seminimal mungkin dalam proyek ini.