Kejaksaan Agung mengungkap adanya grup WhatsApp bernama ‘Mas Menteri Core Team’ yang berhubungan dengan dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Grup ini dibentuk oleh Nadiem Makarim dan mantan staf khususnya sebelum ia resmi dilantik menjadi menteri.
Grup WhatsApp dan Rencana Digitalisasi Pendidikan
Grup WhatsApp ‘Mas Menteri Core Team’ didirikan pada Agustus 2019, dua bulan sebelum Nadiem Makarim dilantik sebagai menteri.
Grup ini berfungsi sebagai platform diskusi mengenai rencana digitalisasi pendidikan yang akan diimplementasikan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Direktur Penyidikan Jampidsus, Abdul Qohar, mengungkapkan bahwa grup tersebut menjadi forum penting untuk membahas pengadaan program digitalisasi yang direncanakan pasca pengangkatan Nadiem sebagai menteri.
‘Grup itu membahas mengenai rencana pengadaan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek apabila nanti NAM diangkat sebagai menteri,’ jelas Qohar.
Pertemuan dan Negosiasi dengan Pihak Google
Pada 17 April 2020, Nadiem Makarim bersama Jurist Tan dan mantan konsultan Kemendikbudristek, Ibrahim Arief, mengadakan pertemuan dengan pihak Google untuk merancang produk Google Workspace Chrome OS.
Pertemuan ini diakui sebagai langkah strategis dalam pengadaan teknologi informasi di Kementerian Pendidikan.
Ibrahim Arief berkontribusi untuk mempengaruhi keputusan tim teknis dengan memperkenalkan Chromebook kepada mereka.
Sebagai hasil, Chromebook diakui sebagai perangkat utama untuk mendukung program digitalisasi pendidikan antara tahun 2019 hingga 2022.
Status Hukum dan Temuan Kejaksaan
Kejaksaan Agung telah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi ini, termasuk Jurist Tan, Ibrahim Arief, dan dua direktur di Kemendikbudristek.
‘Pada malam hari ini penyidik menetapkan empat orang sebagai tersangka,’ ucap Abdul Qohar dalam press conference.
Kasus ini melibatkan dugaan perubahan kajian yang seharusnya lebih merekomendasikan laptop dengan sistem operasi Windows, meskipun akhirnya keputusan beralih ke Chromebook.
Penilaian ulang dilakukan meskipun ada kehawatiran mengenai infrastruktur internet yang tidak merata yang membuat penggunaan Chromebook mungkin tidak efektif, tetapi Chromebook tetap diperkuat sebagai pilihan utama dalam pengadaan.